Pastinya kawan desa bertanya-tanya bukan tentang proses selanjutnya dari hasil identifikasi potensi daya tarik wisata yang ada di desa kamu? Sebelum masuk ke materi tahapan-tahapan dalam mengembangkan desa wisata, kawan desa harus mengetahui terlebih dahulu desa wisata seperti apa yang sekiranya cocok untuk Kawan Desa kembangkan. Untuk itulah hasil identifikasi potensi daya tarik wisata tersebut digunakan, yakni sebagai bekal awal dalam menentukan arah usaha desa wisata itu sendiri.

Jenis desa wisata yang dimaksud di sini ialah arah atau model usaha yang dijalankan oleh desa wisata berdasarkan kesesuainnya dengan potensi daya tarik wisata yang ada di desa. Setidaknya terdapat tiga jenis desa wisata yang dapat dikembangkan, antara lain:

1. Desa wisata berbasis alam

Desa wisata ini menempatkan daya tarik wisata unggulannya pada hal-hal yang bersifat alamiah, seperti adanya peninggalan-peninggalan zaman purbakala, keberadaan flora dan fauna langka, serta berbagai keindahan alam lainnya. Desa wisata yang seperti ini biasanya lebih menekankan pada bentuk wisata yang bertujuan untuk kegiatan konservasi dan edukasi, seperti cagar alam, suaka margasatwa, geo-park, agro-wisata, dan lain sebagainya. Sehingga selain sebagai aset ekonomi untuk menunjang kegiatan pariwisata, desa wisata yang seperti ini juga menjadikan kegiatan pariwisata sebagai upaya pelestarian alamnya. 

2. Desa wisata berbasis budaya

Desa wisata yang seperti ini menempatkan adat, tradisi, kesenian, dan segala atribut budaya lainnya yang ada di masyarakat sebagai daya tarik wisata. Sama halnya dengan jenis sebelumnya, desa wisata jenis ini juga berupaya untuk melestarikan keragaman budayanya melalui sektor pariwisata. Biasanya contoh-contoh nyata dari desa wisata ini berbentuk desa adat, desa budaya, kampung seni, dan lain sebagainya.   

3. Desa wisata buatan

Berbeda dari dua jenis lainnya, desa wisata yang seperti ini cenderung tidak menempatkan daya tarik wisatanya pada hal-hal yang telah lama ada. Desa wisata jenis ini ialah suatu kawasan atau desa yang menempatkan daya tarik wisatanya pada hal-hal yang merupakan hasil kreatifitas manusia (dibuat dengan sengaja untuk pariwisata). Kreatifitas yang dimaksud di sini juga berarti luas. Bahkan kreatifitas ini juga sangat mungkin terjadi di dalam memanfaatkan alam dan budaya sebagai daya tarik utamanya. Biasanya daya tarik pada desa wisata ini berbentuk wahana permainan outbond (wisata alam), sentra kerajinan tangan (wisata crafting), sentra produk makanan lokal (wisata kuliner), dan lain sebagainya.

Namun perlu diketahui juga bahwasanya ketiga jenis desa wisata tersebut pun tidaklah selalu berdiri sendiri. Banyak juga desa wisata yang sekarang ini mengolaborasikan ketiga jenis tersebut sebagai arah usahanya. Mengapa demikian? Karena pengelola desa wisatanya mampu untuk memanfaatkan potensi daya tarik wisata dan peluang usahanya dengan baik. Oleh karena itu, peran pengelola desa wisata sangatlah penting, terutama ketika masa-masa awal pengembangan desa wisata, mulai dari identifikasi potensi dan peluang, implementasinya, hingga evaluasi pengelolaan desa wisata itu sendiri. Dengan demikian, maka kawan desa harus memiliki kapasitas kemampuan yang lebih dalam memproyeksikan arah usaha desa wisatanya berdasarkan potensi yang telah diidentifikasi sebelumnya. 

Desa wisata Nglanggeran merupakan salah satu desa wisata di Indonesia yang bisa dibilang memiliki ketiga jenis desa wisata (alam, budaya, dan buatan). Sehingga tidak heran apabila sekarang ini, desa wisata Nglanggeran disebut sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat dan berwawasan lingkungan. Adapun daya tarik wisata yang terdapat di desa wisata Nglanggeran adalah sebagai berikut:   
1. Daya tarik alam : Adanya Gunung Api Purba dan panorama alam yang indah, serta area pertanian dan persawahan di Desa Nglanggeran.
2. Daya tarik budaya : Adanya upacara adat kirab budaya rasulan, atraksi kesenian jathilan, dan upacara adat masyarakat lainnya.
3. Daya tarik buatan : Adanya kerajinan kayu berupa topeng dan gelang,  adanya makanan khas seperti dodol kakao dan brownis singkong, serta wahana permainan outbond.   
Untuk mengenal lebih lanjut mengenai desa wisata Nglanggeran, silahkan Kawan Desa dapat menelusurinya pada website:  http://www.gunungapipurba.com


Sebelum materi ini berakhir, silahkan kawan desa diskusikan pada kolom komentar di bawah ini mengenai jenis desa wisata seperti apa yang sesuai dengan potensi dan peluang yang ada di desa kamu. Akhirnya, kawan desa diharapkan untuk senantiasa mempelajari materi berikutnya karena akan membahas mengenai tahapan-tahapan di dalam mengembangkan desa wisata.

Referensi

Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran. (2016). Profil Desa Wisata Nglanggeran. Yogyakarta: Penulis.

  • BY: Mohammad Reza Latief
    4 years ago

    Jenis desa wisata Pulau Nain

    Jenis desa wisata yg ada di daerah saya adalah desa wisata alam dan desa wisata budaya, seperti yg di tampilkan alam sekitar desa nain adalah lautan yg sangat indah dan berpotensi, diantaranya terumbu karang dan berbagai jenis ikan bisa kita temukan disana, ditambah lagi pasir putih yg muncul dari pukul 9 pagi hingga jam 3 sore mampu memanjakan para wisatawan. Selain itu tidak jauh dari pulau terdapat pulau kecil yg disebut nain kecil yg tidak berpenghuni dapat di jadikan destinasi kuliner atau tempat singgah bagi para pengunjung desa, tentunya ini adalah potensi yg dapat berbuah rupiah untuk memberikan pengembangan terhadap desa kami. Sumberdaya alam yg di hasilkan juga tidak main-main. Pengelolaan yg tepat dan konsistensi serta dukungan pemerintah mampu memberikan peningkatan perekonomian yg besar kedepan bagi para masyarakatnya.

Hubungi Kami