Sebenarnya ketika kawan desa memahami materi sebelumnya terkait potensi daya tarik wisata dan peluang pengembangan usaha, kawan desa sudah mempelajari salah dua dari tahapan-tahapan pengembangan desa wisata. Namun, materi ini akan berusaha untuk menjelaskan secara mendalam dan berurutan mengenai tahapan-tahapan ketika mengembangkan suatu desa wisata. Sehingga kawan desa juga bisa lebih mudah dalam memahami dan menerapkannya di kemudian hari ketika mengawali proses pengembangan desa wisata.
Untuk mengembangkan suatu desa wisata, kiranya Kawan Desa harus melaksanakan lima tahapannya, antara lain:

1. Identifikasi potensi daya tarik wisata

Tahapan pertama ini merupakan yang paling penting oleh karena fungsi daya tarik wisata itu sendiri sebagai modal nilai jual dari desa wisata yang akan di kembangkan. Potensi daya tarik wisata yang dimaksud di sini ialah kondisi lingkungan, alam, budaya, dan berbagai kegiatan masyarakat sehari-hari lainnya di suatu wilayah yang memiliki kekhasan dan dirasa dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. 

2. Identifikasi peluang pengembangan usaha

Setelah kawan desa berhasil mengidentifikasi potensi apa saja yang dapat dijadikan daya tarik wisata, maka kemudian kamu juga harus mengidentifikasi peluang apa sajakah yang ada untuk menunjang pengembangan usahanya. Sehingga pada tahapan ini, kawan desa dituntut untuk bisa mengubah potensi daya tarik wisata menjadi daya tarik wisata yang mampu mendatangkan wisatawan. Oleh karenanya kemudian peluang pengembangan usaha tersebut harus dimanfaatkan sebagai media penjualan daya tarik wisata itu sendiri.

 3. Peningkatan sumber daya manusia

Setelah kawan desa berhasil mengidentifikasi peluang usaha, maka yang perlu dilakukan adalah mengadakan kegiatan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam hal mengembangkan desa wisata. Masyarakat yang dimaksud di sini juga tidaklah berarti secara keseluruhan, melainkan dapat terdiri dari beberapa kelompok masyarakat saja, misalnya kelompok pemuda atau Karang Taruna. Kegiatan tersebut salah satunya dapat berupa penyuluhan dan sosialisasi mengenai pengembangan desa wisata yang bekerja sama dengan institusi-institusi terkait, bisa dari pemerintah, LSM, swasta, maupun perguruan tinggi.    

4. Pengelolaan dan pelembagaan sumber daya manusia

Setelah menyelenggarakan kegiatan peningkatan sumber daya manusia, maka asumsinya masyarakat mulai bisa menghubungkan antara potensi daya tarik wisata dengan peluang pengembangan usahanya. Oleh sebab itu, maka kawan desa juga harus membentuk suatu lembaga yang dapat merealisasikannya menjadi suatu desa wisata secara utuh. Lembaga ini biasanya dinamakan sebagai Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Melalui Pokdarwis, semua hal yang berkaitan dengan pengembangan desa wisata akan dilaksanakan dan dikelola oleh kelompok ini. Tidak hanya pada saat fase pengembangan saja, namun kelompok ini juga akan secara berkelanjutan mengelola desa wisata di masa-masa selanjutnya. 

5. Membangun jejaring dan identitas digital

Pasca pembentukan Pokdarwis, kiranya desa wisata yang telah dikembangkan juga harus membangun jaringan dengan pihak lainnya. Pihak-pihak yang dimaksud di sini bisa berarti Pokdarwis di desa wisata yang lain, pemerintah, swasta, LSM, dan akademisi perguruan tinggi. Membangun jejaring ini menjadi penting oleh karena dapat menjamin keberlangsungan desa wisata itu sendiri. Pun ditambah lagi dengan membangun identitas digital, seperti website, facebook fanpage, dan lain sebagainya agar dapat semakin menunjang keberlanjutan desa wisata tersebut.

Pengembangan Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba mulai dilakukan oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran sejak tahun 1999. Kegiatan pengembangan kawasan ekowisata tersebut diawali dengan upaya reboisasi hutan gundul di Gunung Api Purba. Setelah kondisi lingkungan hutan mulai hijau kembali, Karang Taruna Desa Nglanggeran kemudian menjadikan kawasan Gunung Api Purba sebagai potensi daya tarik wisata. Berbagai upaya pun dilakukan oleh Karang Taruna agar desa mereka layak menjadi desa wisata. Hingga pada akhirnya, Karang Taruna mendapatkan dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul melalui promosi (FAM Tour) pada tahun 2007. 

Berbagai kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pun sering dilakukan oleh Karang Taruna ini dengan bekerja sama dengan pemerintah. Kegiatan tersebut diantaranya ialah penyuluhan dan sosialisasi tentang desa wisata, pelatihan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, pelatihan pengelolaan kelembagaan, dan masih banyak lainnya. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Nglanggeran pun membuat sebuah lembaga baru bernama Badan Pengelola Desa Wisata (BPDW) yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, mulai dari Ibu-ibu PKK, Kelompok Tani, Pemerintah Desa, dan juga pemuda Karang Taruna. 

Setelah terbentuknya BPDW, kemudian disepakatilah pengelola teknis lapangannya yang berasal dari Karang Taruna selaku pengelola Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba. Kini, kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan salah satu Geosite di Gunungsewu Unesco. Eksistensi dan pengelolaannya diakui secara Internasional dengan masuknya dalam jaringan Geopark Global. 

Untuk mengenal lebih lanjut dengan desa wisata Nglanggeran, silahkan Kawan Desa dapat menelusurinya pada website:  http://www.gunungapipurba.com. 

Perlu diketahui juga bahwasanya di dalam mengembangkan suatu desa wisata, ke lima tahapan tersebut juga tidaklah selalu dilaksanakan sebagaimana mestinya. Terkadang juga ada pengurangan dan penambahan dari tahapan-tahapan yang telah dijelaskan di atas. Oleh karena itu, penting bagi kawan desa untuk memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi di desa kalian. Situasi dan kondisi yang dimaksud ialah keadaan masyarakatnya, lingkungannya, budayanya, aksesibilitasnya, dan lain sebagainya. Sehingga ketika menerapkan tahapan-tahapan tersebut, kawan desa tetap dapat menjalankannya dengan meminimalisir kendala dalam pengembangan desa wisata. Oleh karenanya kawan desa diharapkan untuk dapat mengembangkan desa wisata yang sesuai dengan kearifan lokal yang ada di desa kalian masing-masing.
Sebelum materi ini berakhir, silahkan diskusikan pada kolom komentar di bawah ini mengenai rencana pengembangan desa wisata yang akan kawan desa lakukan dikemudian hari. Sehingga harapannya, melalui diskusi tersebut, Kawan Desa dapat saling berbagi ide, gagasan, dan pendapat perihal pengembangan desa wisatanya masing-masing. Untuk materi selanjutnya, akan disajikan pembahasan mengenai pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan suatu desa wisata.

Referensi

Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran. (2016). Profil Desa Wisata Nglanggeran. Yogyakarta: Penulis.

Hubungi Kami