Mengapa kawan desa membutuhkan digital marketing? Tentu saja untuk memperluas jangkauan pemasaran dari produk yang kawan desa ciptakan. Sistem pemasaran konvensional yang hanya mengandalkan brosur ataupun papan iklan di pinggir jalan tidak efektif. Kawan desa bisa meraih target pasar yang lebih luas hanya dengan bermodalkan kanal digital. Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan digital marketing?

Menurut Financial Times, digital marketing merupakan pemasaran dari produk dan jasa dengan menggunakan kanal digital. Kanal digital ini tentu sangat berguna untuk mempromosikan merek dari produk yang kawan desa ciptakan. Penting bagi kawan desa untuk mengetahui bahwa digital marketing tidak hanya internet marketing. Penggunaan SMS dan MMS juga termasuk pemasaran melalui kanal digital. Tidak hanya itu, iklan display, pemasaran melalui mesin pencari, dan berbagai media digital lainnya adalah bagian dari digital marketing.

Pemasaran merupakan seni untuk berhubungan dengan pihak yang tertarik kepada produk kawan desa. Pemasaran melalui kanal digital membutuhkan seni yang berbeda dibandingkan kanal konvesional biasa. Penyesuaian tersebut berkaitan erat dengan perilaku konsumen di era digital. Seperti yang kawan desa ketahui, perilaku konsumen terus berubah menyesuaikan dengan perubahan jaman dan di era ekonomi digital, perilaku konsumen turut berubah pula.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh kawan desa di digital marketing. Metode tersebut terdiri dari: Search Engine Optimization (SEO), Search Engine Marketing (SEM), content Marketing, influencer marketing, content automation, campaign marketing, data-driven marketing, e-commerce marketing, social media marketing, social media optimization, e-mail direct marketing, display advertising, e–books, dan optical disks and games. Berbagai metode diatas semakin populer dan kawan desa dapat memanfaatkannya untuk memasarkan produk yang kawan desa buat.

Salah satu kisah sukses dari digital marketing adalah Pizza Hut. Kawan desa dapat belajar dari Pizza Hut yang sukses mempromosikan produk mereka melalui aplikasi. Pizza Hut menciptakan sebuah aplikasi di mana konsumen dapat menciptakan pizza yang mereka inginkan melalui topping yang ditaruh di sebuah grafik pizza di aplikasi tersebut. Selanjutnya, aplikasi tersebut dapat membaca di mana lokasi Pizza Hut terdekat dari tempat konsumen memesan dan langsung mulai membuat pizza berdasarkan pesanan konsumen. Pizza Hut sendiri mengiklankan aplikasi tersebut secara besar-besaran, baik secara online dan offline. Dalam waktu dua bulan, aplikasi Pizza Hut berhasil didownload sebanyak 100.000 kali dan dalam waktu tiga bulan, user iPhone telah melakukan pemesanan senilai 1 juta US Dollar. Aplikasi tersebut telah memiliki jutaan pengguna yang terdiri dari pemakai iPhone dan platform Android.

Bagaimana dengan kawan desa sendiri? Apakah kawan desa telah memiliki konsep untuk digital marketing bagi usaha kawan desa? Mari bagikan cerita dan pengalamanmu pada kolom komentar di bawah ini!

Referensi

Kotler, P., Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2016). Marketing 4.0: Moving from traditional to digital. John Wiley & Sons.

Hubungi Kami