Halo kawan desa. Salam berjumpa kembali. Kawan desa telah memahami konsep-konsep dasar dalam ilmu akuntansi. Sebelum kita lanjut ke materi selanjutnya, pastikan dulu bahwa kawan desa sudah paham betul konsepnya. Jika kawan desa sudah paham, mari kita lanjut dengan materi yang baru.

Tahukah kawan desa bahwa selain sebagai ilmu, akuntansi juga sebagai seni. Mengapa demikian? Karena akuntansi tidak bersifat pasti layaknya ilmu fisika atau matematika, meskipun akar dari ilmu akuntansi adalah ilmu matematika. Di dalam ilmu akuntansi terdapat unsur-unsur ilmu sosial yang membuat ilmu akuntansi dalam praktiknya harus mengikuti konteks (mengikuti situasi dan kondisi).  Nah, pada bagian ini seni akuntansi kita mainkan. Bagian ini akan membawa kawan desa untuk mengetahui keadaan-keadaan apa saja yang membuat akuntansi diperlakukan sesuai dengan konteksnya.

Secara garis besar, perusahaan dari sudut pandang akuntansi diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Tiga jenis perusahaan tersebut bersifat bersyarat. Artinya adalah sebelum memahami perusahaan manufaktur, harus paham terlebih dahulu perusahaan dagang. Sebelum memahami perusahaan dagang, maka harus memahami perusahaan jasa. Perusahaan jasa menjadi dasar untuk dua perusahaan yang lain. Mengapa demikian? Karena akuntansi pada perusahaan jasa juga digunakan dalam akuntansi perusahaan dagang. Namun, beberapa praktik akuntansi yang ada pada perusahaan dagang, tidak digunakan pada perusahaan jasa. Begitupula dengan perusahaan manufaktur, praktik akuntansi pada perusahaan jasa dan dagang, digunakan pada perusahaan manufaktur.

Tiga jenis perusahaan yang telah disebutkan di atas, memiliki persamaan dasar akuntansi yang sama. Persamaan dasar akuntansi menjadi rerangka dalam proses pencatatan baik perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur. Berikut persamaan dasar akuntansi.

ASET = UTANG + MODAL

 

 

1. Aset

Secara sederhana aset dapat diartikan sumber daya yang digunakan untuk menjalankan operasi usaha. Contohnya adalah kas, peralatan, persediaan barang dagang, dll. Definisi aset secara teori adalah sebagai berikut.

      “ Aset adalah kemungkinan manfaat ekonomik yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu”

2. Utang

Utang dapat diartikan klaim atas aset dari pihak luar. Utang dapat berupa kewajiban atau tanggung jawab yang harus diselesaikan di masa mendatang. Misalnya utang bank, barang yang harus dikirim, pendapatan jasa diterima di awal. Definisi aset secara teori adalah sebagai berikut.

“Utang adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomik masa mendatang yang meningkat dari kewajiban saat ini atas entitas tertentu guna untuk transfer aset, menyediakan jasa ke entitas lain di masa mendatang sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu”

3. Modal

Modal diartikan sebagai klaim atas aset oleh pemilik (yang memiliki modal). Modal juga diartikan sebagai nilai residu atas aset dikurangi dengan utang. Definisi modal secara teori adalah sebagai berikut.

“Modal adalah net aset dari suatu entitas yaitu nilai residu dari aset setelah dikurangi dengan adanya utang”

Perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur memiliki definisi yang sama terhadap tiga terminologi (Aset, Utang, Modal) di atas. Dari persamaan dasar tersebut, dapat dikembangkan seperti di bawah ini.

 

Aset = Utang + Modal + Pendapatan – Biaya + Penambahan Modal – Prive (Pengambilan oleh pemilik)

 

Pengembangan-pengembangan terhadap persamaan dasar sudah mulai masuk ke dalam konteks masing-masing jenis perusahaan. Misalnya pada pendapatan, perusahaan jasa dapat menggantinya menjadi pendapatan jasa. Berbeda dengan perusahaan dagang, karena operasi utama adalah menjual barang, pendapatan pada perusahaan dagang dapat diganti menjadi penjualan barang.

Kelompok dasar yaitu Aset, Utang, dan Modal disebut sebagai akun real. Sementara itu Pendapatan, Biaya, dan Prive disebut sebagai akun nominal. Akun real yaitu akun yang jumlahnya akumulatif selama benda masih dimiliki oleh perusahaan. Akun nominal adalah akun yang ditutup setiap periode, sehingga di awal periode akun-akun tersebut bernilai nol.

Ilustrasi

Pak Ahmad, Pak Bani, dan Pak Cepi adalah pengusaha. Mereka bertiga memiliki unit bisnis masing-masing. Pak Ahmad bergerak dibidang penyediaan barang-barang bengkel mobil. Pemasok Pak Ahmad ada yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Bisnis proses Pak Bani adalah menyediakan armada untuk distribusi barang-barang baik di dalam kota maupun luar kota. Salah satu klien Pak Bani adalah Pak Ahmad. Sementara itu, Pak Cepi beroperasi di bidang perakitan motor dan mobil. Komponen-komponen yang dibutuhkan dapat diperoleh dari Pak Ahmad. Hasil produksi motor atau mobil ada beberapa yang di ekspor ke luar negeri. Pak Cepi biasanya juga meminta Pak Bani untuk mengantarkan pesanan motor ke luar kota.

Pada cerita di atas, kawan desa dapat mengidentifikasi jenis akuntansi perusahaan yang diperlukan oleh masing-masing unit usaha.

  1. Pak Ahmad adalah penyedia barang. Pak Ahmad membeli barang tersebut dari pemasok kemudian menjualnya kembali. Jenis usaha yang dibangun Pak Ahmad adalah jenis usaha dagang, sehingga akuntansi yang diperlukan Pak Ahmad adalah akuntansi dagang.
  2. Pak Bani memberikan pelayanan antar barang. Akuntansi yang diperlukan Pak Bani adalah akuntansi jasa.
  3. Pak Cepi memiliki usaha merakit motor atau mobil. Pak Cepi megubah komponen-komponen yang diperoleh dari Pak Ahmad menjadi suatu barang yang berbeda dan memiliki nilai guna yang berbeda dari komponen asal. Jenis usaha yang dilakukan Pak Cepi adalah manufaktur, oleh karena itu akuntansi yang diperlukan Pak Cepi adalah akuntansi manufaktur.

Referensi:

Sugiri, Slamet, and Bogat Agus Riyono. Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012.

Weygandt, Jerry J, Paul D Kimmel, and Donald E Kieso. Accounting Principles. Hoboken, N.J: Wiley, 2016.

Wolk, Harry I, James L Dodd, and John J Rozycki. Accounting Theory. London: SAGE, 2017.

Hubungi Kami