Akuntansi Perusahaan Jasa

Mengapa akuntansi begitu membingungkan? Apakah pertanyaan tersebut sangat terngiang di kepala kawan desa? Jika demikian, kawan desa tidak perlu khawatir. Akuntansi sangat mudah dipahami jika kawan desa sudah paham dengan konsep dan konteks akuntansi. Pada bagian sebelumnya, kawan desa telah belajar keadaan-keadaan yang menyebabkan akuntansi dalam praktiknya berbeda mengikuti konteksnya. Bagian ini, kita masuk ke dalam salah satu konteks pada perusahaan jasa.

Akuntansi perusahaan jasa merupakan akuntansi yang paling sederhana dan paling dasar. Akuntansi perusahaan jasa dijadikan dasar atau fondasi untuk akuntansi pada perusahaan dagang dan manufaktu yang akan kita pelajari di bagian-bagian selanjutnya. Oleh karena itu, akuntansi perusahaan jasa harus betul-betul difahami. Jika kawan desa masih belum paham, jangan ragu untuk bertanya melalui kolom komentar.

Apa yang kawan desa ketahui tentang perusahaan jasa? Bagaimana karakteristik perusahaan jasa? Bagaimana implementasi akuntansi pada perusahaan jasa? Pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenal karakteristik perusahaan jasa. Ciri yang utama dalam perusahaan jasa adalah produk yang diberikan oleh perusahaan tidak dapat dilihat oleh mata namun manfaatnya dapat dirasakan.

Ada tiga karakteristik yang pada perusahaan jasa. Pertama, seperti yang telah disebutkan di atas, produk yang diberikan tidak berwujud (intangible). Kedua, dalam proses produksi antara pemberi jasa dengan penerima jasa tidak dapat dipisahkan (inseparability). Ketiga, produk yang diberikan mudah lenyap atau berlaku pada saat proses pemberian jasa (perishability). Untuk lebih detailnya, mari kita pelajari satu persatu.Tidak Berwujud (Intagible)

Tidak berwujud atau tidak dapat dilihat bukan berarti tidak ada benda dalam proses operasi. Tidak berwujud yang dimaksud adalah manfaat yang diterima oleh pembeli atau konsumen. Perusahaan jasa berbasis pada pelayanan, misalnya jasa cuci motor atau mobil. Produk yang diberikan oleh usaha cuci mobil bukan berupa barang atau benda atau alat-alat pembersih, melainkan pemberian layanan untuk membersihkan motor atau mobil pelanggan. Di sisi lain, pelanggan tidak menerima barang atau benda atas pemakaian jasa, namun pelanggan dapat merasakan manfaat atas layanan yang diberikan yaitu motor atau mobil menjadi bersih.

1. Tidak Terpisahkan (Inseparable)

Tidak terpisahkan yang dimaksud adalah produk yang diberikan kepada konsumen tidak lepas dari proses pelayanan. Contoh pada usaha salon, produk yang diberikan adalah pangkas rambut, maka produk yang diberikan tidak lepas selama proses pemangkasan rambut.

2. Mudah Lenyap (Perishable)

Mudah lenyap yang dimaksud adalah produk yang diberikan akan hilang ketika proses pelayanan sudah selesai dilakukan. Manfaat yang dirasakan tidak bertahan lama. Misal pada usaha jasa cuci motor, manfaat yang dirasakan adalah motor menjadi bersih, namun setelah beberapa saat manfaat tersebut akan habis.

 

Sekarang kawan desa lihat dari persamaan dasar akuntansi yang telah kawan desa pelajari. Sebagai pengingat persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:

Aset = Utang + Modal

Dari persamaan di atas, dapat diterjemahkan bahwa Aset dapat diperoleh (didanai) menggunakan dua cara, yaitu Utang dan Modal. Dari persamaan dasar di atas, dapat dirinci ke dalam akun-akun yang lebih spesifik. Biasanya, akun-akun dalam perusahaan jasa adalah sebagai berikut:

Kelompok akun riil

  1. Aset
    1. Kas
    2. Piutang
    3. Sewa dibayar diawal
    4. Perlengkapan
    5. Tanah
    6. Gedung
    7. Kendaraan
  2. Utang
    1. Pendapatan diterima diawal
    2. Utang pihak lain
    3. Utang Bank
  3. Modal
    1. Modal A
    2. Modal B
    3. Laba Ditahan

Kelompok akun nominal

  1. Pendapatan jasa
  2. Biaya gaji karyawan
  3. Biaya sewa
  4. Biaya bunga bank
  5. Biaya perlengkapan
  6. Biaya depresiasi
  7. Prive A
  8. Prive B

 

Pada dasarnya, pembuatan akun dapat dibuat sesuai dengan kondisi perusahaan atau usaha kawan desa. Sebagai contoh, usaha kawan desa didanai oleh Pak Ahmad. Pak Ahmad menyetorkan dana sebesar Rp 50.000.000 sebagai modal awal. Akun yang tertulis pada akun modal dapat diberi label Modal Pak Ahmad. Begitupula semisal Pak Bani juga ikut andil menyetorkan dana sebagai modal, missal sebesar Rp 20.000.000. Akun modal dari Pak Bani dapat diberi label Modal Pak Bani.

Studi Kasus

Pak Ahmad dan Pak Bani bekerjasama membuat usaha jasa cuci mobil dan motor yang diberi nama CV Jasa Cuci. Pak Ahmad dan Pak Bani masing-masing menyetorkan dana sebesar Rp 80.000.000 dan Rp 50.000.000. Dari modal tersebut, Jasa Cuci membeli perlengkapan cuci sebesar Rp 1.000.000, peralatan cuci Rp 20.000.000, sewa tempat yang dibayar untuk 1 tahun ke depan sebesar Rp 16.000.000. Selama satu bulan beroperasi, Jasa Cuci menerima pelanggan 20 motor dan 10 mobil. Masing-masing tarif cuci motor dan mobil adalah Rp 15.000 dan Rp 30.000. Jasa Cuci membayar karyawan untuk mencuci sebesar Rp 800.000.

Dari cerita pendek di atas, kelompokkan transaksi ke dalam akun-akun yang sesuai!

Jawab:

Kelompok Riil

Aset

  1. Kas : Rp 93.000.000
  2. Perlengkapan: Rp 1.000.000
  3. Sewa dibayar diawal: Rp 16.000.000
  4. Peralatan: Rp 20.000.000

Total Aset : Rp 130.000.000

Utang : Rp 0

Modal:

  1. Modal Pak Ahmad: Rp 80.000.000
  2. Modal Pak Bani: Rp 50.000.000

Total Modal Rp 130.000.000

 

Aset= Utang + Modal àRp 130.000.000= Rp 0 + Rp 130.000.000

 

Kelompok nominal

  1. Pendapatan jasa cuci motor: Rp 15.000 x 20 = Rp 300.000
  2. Pendapatan jasa cuci mobil: Rp 30.000 x 10 = Rp 300.000

Total pendapatan: Rp 600.000

Biaya Gaji : Rp 800.000

Pendapatan-Biaya gaji : - Rp 200.000

Ada pengurangan kas sebesar Rp 200.000 karena biaya lebih besar dibanding pendapatan.

Kas: Rp 93.000.000 – Rp 200.000 = Rp 92.800.000

Aset= Utang  + Pendapatan – Biaya - Prive + Modal

Rp 129.800.000 = Rp 0 + Rp 600.000 – Rp 800.000 – Rp 0 + Rp 130.000.000

Rp 129.800.000 = Rp 129.800.000

Referensi:

Sugiri, Slamet, and Bogat Agus Riyono. Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012.

Weygandt, Jerry J, Paul D Kimmel, and Donald E Kieso. Accounting Principles. Hoboken, N.J: Wiley, 2016.

Wolk, Harry I, James L Dodd, and John J Rozycki. Accounting Theory. London: SAGE, 2017.

Hubungi Kami