Sebenarnya ketika kita berbicara tentang desa wisata, maka pada saat yang sama juga kita sedang membahas hal-hal yang berkaitan dengan sektor pariwisata. Tentunya karena desa wisata itu sendiri merupakan kepanjangan tangan dari pariwisata. Sehingga suatu desa dapat dijadikan sebagai desa wisata apabila telah memenuhi unsur-unsur kepariwisataan. Lalu apa sajakah unsur-unsur kepariwisataan tersebut? Mari kita simak penjelasan berikut ini :

1.  Atraksi

Atraksi merupakan suatu daya tarik wisata yang ada di suatu wilayah yang menjadi modal utama bagi aktifitas pariwisata. Mengapa demikian? Karena atraksi merupakan nilai jual utama dari suatu objek wisata yang dapat menarik kunjungan para wisatawan. Atraksi ini merupakan pengembangan dari potensi yang ada di suatu wilayah menjadi suatu daya tarik wisata yang dikelola dan dikembangkan oleh pengelola wisatanya. Oleh sebab itulah kemudian peran dari pengelola wisata ini sangat penting karena diharuskan untuk mampu membangun pondasi dasar dari pengembangan desa wisata itu sendiri. 
Merujuk pada pendapat Inskeep (1991), atraksi atau daya tarik wisata dapat dibagi menjadi 3 kategori, antara lain:
a. Atraksi alam (natural attraction), yaitu daya tarik wisata yang berdasarkan pada bentukan lingkungan alamiah, seperti iklim, pemandangan, flora, fauna, dan berbagai keunikan alam lainnya.
b. Atraksi budaya (cultural attraction), yaitu daya tarik wisata yang didasarkan pada warisan keragaman budaya yang merupakan hasil dari aktifitas masyarakatnya, seperti situs-istus bersejarah, kesenian tradisional, upacara adat, dan berbagai keunikan budaya lainnya.
c. Atraksi buatan (created attraction), yaitu daya tarik wisata yang bukan didasarkan pada keunikan alam maupun budayanya, melainkan secara sengaja dibuat untuk mendatangkan para wisatawan, seperti sirkus, waterboom, taman, dan lain sebagainya.  

2. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan kemudahan untuk mencapai suatu tujuan, yang menyangkut kenyamanan, keamanan, dan waktu tempuh. Hal ini menjadi penting diperhatikan dalam pengembangan suatu desa wisata karena semakin tinggi aksesibilitas maka semakin mudah pula untuk dijangkau. Pun akan semakin tinggi juga tingkat kenyamanan wisatawan untuk datang berkunjung. Kondisi aksesibilitas yang dimaksud di sini dapat berupa kondisi jalan dan jembatan menuju desa wisata, jarak tempuh dari satu objek wisata ke objek wisata lainnya, dan jarak tempuh desa wisata dari tempat-tempat strategis lainnya (seperti dari pusat kota/kabupaten ke lokasi desa wisata).     

3. Amenitas

Amenitas merupakan keberadaan fasilitas-fasilitas yang mendukung bagi kegiatan pariwisata itu sendiri. Hal ini dikarenakan fasilitas merupakan sumber daya yang khusus dibuat karena mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam aktivitasnya di suatu desa wisata. Fasilitas-fasilitas yang dibuat ini dapat memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki desa, atau dapat juga membuat sesuatu yang baru sesuai kebutuhan namun tidak meninggalkan karakteristik dan keunikan di desa tersebut. 
Adapun beberapa contoh fasilitas desa wisata secara umum adalah sebagai berikut: 
a. Fasilitas bumi perkemahan 
Menyediakan penyewaan alat-alat perkemahan seperti tenda, alat masak, sleeping bag, matras, senter, dan lain-lain. Selain itu, fasilitas perkemahan juga termasuk hal-hal lain seperti penyediaan jasa pemandu outbond, pemasangan tenda, kebersihan, dan lain-lain.
b. Fasilitas kuliner 
Fasilitas ini bertujuan untuk mendukung aktivitas wisata yang ada di desa. Dengan beberapa pendekatan seperti kerja sama dengan beberapa rumah makan, warung makan, katering, dan bahkan ibu-ibu PKK sekitar untuk melayani kebutuhan makananan dan minuman para wisatawan.
c. Pusat jajanan dan cinderamata 
Fasilitas ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan untuk membawa buah tangan ke tempat asalnya. Selain itu, fasilitas ini juga merupakan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih dari para wisatawan. Sebaiknya fasilitas jajanan dan cinderamata ini dipusatkan dalam satu tempat atau area yang cocok untuk terjadinya kegiatan jual-beli. 
d. Pusat pengunjung
Pusat pengunjung merupakan tempat di mana wisatawan dapat membeli tiket masuk, memperoleh berbagai informasi, dan membeli beragam cinderamata yang diproduksi oleh penduduk desa. Dengan kata lain, pusat pengunjung adalah suatu tempat di mana wisatawan diterima saat datang dan dilepas saat akan meninggalkan desa.

Dalam mengembangkan Desa Nglanggeran sebagai desa wisata sejak tahun 1999, kini Desa Wisata Nglanggeran sudah memiliki banyak bentuk atraksi, kondisi aksesibilitas yang membaik, dan keberaan amenitas yang sangat mendukung bagi aktifitas wisatanya. Adapun atraksi, aksesibiltas, dan amenitas di Desa Wisata Nglanggeran dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Unsur Wisata

Jenis

Keterangan

Atraksi

 

Alam

Tracking Gunung Api Purba Nglanggeran; Identifikasi Flora & Fauna; Belajar pertanian di sawah; Belajar pengolahan kakao.

Budaya

Mengenal kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat desa; Belajar kesenian; Mengikuti kegiatan upacara adat; Belajar permainan tradisional Desa Nglanggeran.

Buatan

Wahana permainan outbond; Embung atau waduk Nglanggeran; Agrowisata; Paket kegiatan pendidikan bersama masyarakat; Panjat tebing; Tyrolean; Flying Fox; Rafting.

Aksesibiltas

Jarak dari desa wisata ke pusat kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Jarak tempuh :25 Km

Waktu tempuh : Sekitar 60 menit

 

Jarak dari desa wisata ke pusat Kabupaten Gunung Kidul

Jarak tempuh : 20 Km

Waktu tempuh : sekitar 30 menit

 

Jarak dari desa wisata ke pusat Kecamatan Patuk

Jarak tempuh : 7 Km

Waktu tempuh : sekitar 15 menit

Amenitas

Homestay

Memiliki 80 Homestay

 

Kelompok Seni

Memiliki 9 Kelompok Kesenian

 

Pemandu

Memiliki 154 Orang

 

Kelompok Kuliner

Memiliki 6 Kelompok Kuliner

 

Kelompok Pengrajin

Memiliki 3 Kelompok Pengrajin

Untuk mengenal lebih lanjut dengan Desa Wisata Nglanggeran, silahkan Kawan Desa dapat menelusurinya pada website:  http://www.gunungapipurba.com. 

Akhirnya, kawan desa harus benar-benar bisa memulai dan meluncurkannya. Jika ketiga tidak dimulai ini berkelanjutan, maka desa wisata yang kawan desa kembangkan dapat memiliki daya saing yang tinggi. Harapan harapannya, keberlanjutan desa wisata ini juga dapat tercipta dan berjalan dengan baik karena mampu mendatangkan para wisatawan dalam jumlah yang banyak.

Sebelum materi ini berakhir, kawan desa diskusikan di kolom komentar terkait kondisi, aksesibilitas, dan amenitas apa sajakah yang sekarang ini sudah ada di desa kalian. Untuk materi selanjutnya, akan dibahas mengenai pentingnya menerapkan Sapta Pesona di dalam pengembangan desa wisata. Semoga kawan desa tetap semangat ya untuk mengikuti pembahasan-pembahasan selanjutnya!

Hubungi Kami